Psikologi yang menyenangkan :)
Pernahkah Anda mengalami sebuah kebetulan yang menyenangkan?
Menurut Bandura, seorang psikolog sosial
dari Stanford University, kejadian yang bersifat kebetulan lumrah
dialami manusia. Ia bahkan melihat bahwa jalan kehidupan manusia
dipenuhi oleh kebetulan, yang membantu manusia menulis cerita kehidupan
mereka. Menurut Bandura, ada dua jenis kejadian yang bersifat kebetulan
dalam kehidupan kita.
Pertama, chance encounter. Yang
satu ini ia bahas selengkapnya dalam artikel berjudul The Psychology of
Chance Encounters and Life Paths . Dalam artikel tersebut, Bandura
(1982) mendefinisikan chance encounters sebagai “unintended meeting of persons unfamiliar to each other“-pertemuan
tidak terencena antar individu yang tidak saling mengenal. Beberapa
pertemuan tersebut meninggalkan kesan yang “hanya sesaat”, beberapa
kesan bertahan lama, dan ada juga yang memberikan perubahan berarti
dalam hidup (turn-of-events). Pertemuan yang kesannya mendalam
biasanya menyangkut pertemuan dengan orang-orang yang influential bagi
kita. Pasangan hidup, guru yang inspirasional, atau bentuk significant
others lainnya. Bandura kemudian menyebutkan adanya faktor penentu
personal (mis. kemampuan kita menyesuaikan diri dan afeksi yang terbagi
antar pribadi dalam pertemuan tersebut) dan sosial (mis. perpisahan
fisik) yang mempengaruhi kesan yang tertinggal lewat pertemuan tersebut.
Fortuitous events, determinan kedua, merupakan “environmental experience that is unexpected or unintended“.
Kalau chance encounters banyak bicara mengenai pertemuan tak terduga
dengan orang-orang yang tidak kita kenal, maka fortuitous events
mengajak kita melihat kejadian yang tak terduga dalam hidup kita. Di
dunia psikologi, dikenal cerita tentang Eysenck sebagai contoh dari
determinan yang kedua ini. Tokoh besar dalam psikologi kognitif itu
rupanya mengenal psikologi lantaran ‘kebetulan’. Ia bermaksud memilih
Matematika sebagai pilihan studinya di universitas, tapi ia tidak
sengaja ‘salah’ memilih jurusan. Kebetulan, jurusan yang salah
dipilihnya itu adalah psikologi. Ia malah kemudian menjadi salah satu
nama besar di bidang psikologi kognitif maupun kepribadian.
Dalam keseharian pun, kita seringkali
mengalami kejadian tak terduga, bukan? Karena hujan deras yang turun
tiba-tiba, kita terpaksa menunda kepulangan dari kampus. Saat tengah
menunggu, asyiknya mungkin bertemu seseorang yang awalnya tidak begitu
kita sukai. Entah, mungkin karena dia selalu berkesan sombong. Tapi kali
itu, dimulai dari obrolan basa-basi seputar kekesalan akan hujan, kita
terlibat dalam obrolan yang menyenangkan. Siapa sangka makhluk yang
awalnya menyebalkan itu kemudian menjadi seorang sahabat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar